You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Lalanglinggah
Lalanglinggah

Kec. Selemadeg Barat, Kab. TABANAN, Provinsi Bali

Selamat Datang di Website Resmi Pemerintah Desa Lalanglinggah - Kecamatan Selemadeg Barat - Kabupaten Tabanan - Provinsi Bali

Sejarah Desa Lalanglinggah

Administrator 12 Februari 2024 Dibaca 284 Kali

Bali_Zaman_Dulu

Sampai saat ini belum dapat diungkapkan secara pasti asal-usul kapan berdirinya Desa Lalanglinggah. Hal ini disebabkan karena kurangnya data yang berupa prasasti, babad atau maupun petunjuk lainnya. Hanya ada informasi yang disimpulkan dari ceritra dan penuturan dari orang-orang tua bahwa Desa Lalanglinggah sudah cukup tua dan sudah ada sejak zaman Kerajaan Bali dulu. Sedangkankan timbulnya nama Desa Lalanglinggah dapat didongengkan sebagai berikut :

Berdasarkan mitos dan informasi dari penglisir dan pengemong Pura Gading Wani dapat dikatakan tonggak sejarah dari Lalanglinggah. Desa yang bersumber dari adanya Pura Gading Wani, hingga kini Desa Lalanglinggah belum memiliki sejarah desa yang tertulis. Menurut cerita/uraian zaman Belanda (Adrechtbundels, 1934) disebutkan bahwa pada zaman kerajaan Bali desa/banjar adalah kedudukan Desa Gading Wani sebagai satu desa di bawah kekuasaan seorang Perbekel yang ditugaskan oleh kerajaan Tabanan menjaga perbatasan dengan Jembrana. Adapun batas-batas wilayah itu masih banyak terlihat dalam bentuk-bentuk fisik di Tukad Balian dan Yeh Leh ditinjau oleh dari salah satu lintasan perjalanan yang dilakukan dari zaman dulu yang melalui pesisir, tampaknya lokasi geografis Desa Gading Wani (Lalanglinggah) yang terletak di pinggir pantai, memang mempunyai kaitan erat dengan perjalanan Dharma Yatra Danghyang Dwi Djendra di Bali. Sehingga kejadian sejarah perjalanan Danghyang Dwi Djendra di Bali diyakini berkaitan erat dengan keberadaan Pura Gading Wani. Dalam mitos yang disampaikan secara turun-temurun dikatakan salah satu ganten (Kunyahan Sirih) Danghyang Dwi Djendra tumbuh sebuah pohon besar yang diberi nama pohon kunyit, yang sampai saat ini pohon kunyit itu masih hidup tegak dan merindangi Pura Gading Wani, disebelah barat pura terbentang sungai besar yaitu Tukad Balian yang artinya tukad yang mampu menyembuhkan wabah penyakit. Konon Danghyang Dwi Djendra menancapkan tongkat beliau dibagian hulu dan kemudian menyeruh orang desa yang kegeringan mebersih di hilirnya, dan seketika itu orang-orang desa sembuh. Dikaitkan dengan kesucian Tukad Balian ternyata setelah diamati Sungai atau Tukad Balian tersebut mempunyai 11 (sebelas) anak sungai. Secara mitos sungai seperti ini sangat baik untuk menyembuhkan dan penyucian diri. Dan terbukti banyak umat yang melakukan pengelukatan diri di Tukad Balian yang dianggap suci ini. Diyakini pula oleh pengemong Pura bahwa tibu Gading Wani dihuni oleh “buaya gading“ serta dalam wawengkon pura terdapat “macan gading” sehingga sampai saat ini nama tukad atau sungai tersebut diwarisi dengan nama Tukad Balian. Dan dari tersebut diatas jelaslah bahwa Pura Gading Wani dengan perjalanan tirta yatra dari Empu Danghayng Dwi Djendra di Bali. Namun demikian dapat diperkirakan dari Pura ini setelah Danghyang Dwi Djendra melewati Desa Gading wani yaitu pada abad ke 15.

Sekitar abad ke 16 di Desa Gading Wani tumbuh rumput alang-alang (ilalang) yang sangat luas, dan pada zaman tersebut oleh keputusan Raja Tabanan yang dapat perintah untuk masuk ke Desa Gading Wani/Desa Lalanglinggah yang dihuni oleh beberapa penduduk dan masih diliputi oleh hutan belantara yang sangat lebat, maka sekitar abad ke 19 oleh Raja Tabanan memberikan kepada masyarakat Tabanan berurbanisasi kewilayah tersebut, kemudian datanglah warga desa Kerambitan, Selemadeg, Bajera, Lumbung dan lain- lain, untuk mencari lahan di desa tersebut dengan diberikan tanah garapan 3 hektar perkepala keluarga yang terpencar menuju : Lalanglinggah, Suraberata, Selabih, Bangkyang Jaran, Beja dan Bukit Tumpeng.

Kemudian terbentuklah satu Desa yang diberi nama Desa Lalanglinggah yang dipimpin oleh seorang Bendesa yang bernama Ajin Tantra dari Dusun Selabih periode 1917-1935 yang meliputi wilayah Banjar Lalanglinggah, Suraberata, Banjar Kutuh/Medui, Desaanyar, Yeh Bakung, Mekayu, Bangkyang Jaran, Bukit Tumpeng, Beja dan Selabih. Dilanjutkan oleh Bendesa yang bernama Pan Garba dari Banjar Yeh Bakung periode 1935-1944 lalu Pan Loji dari Br. Lalanglinggah periode 1944-1949 dan digantikan oleh I Wayan Djegog dari Br. Lalanglinggah periode 1949-1959, dan oleh Pemerintah Banjar-Banjar di Desa Lalanglinggah di difinitifkan menjadi 12 Kelihan Dinas Banjar yaitu :

  1. Kelihan Dinas Br. Dinas Lalanglinggah
  2. Kelihan Dinas Br. Dinas Suraberata
  3. Kelihan Dinas Br. Dinas Desaanyar
  4. Kelihan Dinas Br. Dinas Daren
  5. Kelihan Dinas Br. Dinas Mekayu
  6. Kelihan Dinas Br. Dinas Beja
  7. Kelihan Dinas Br. Dinas Yeh Bakung
  8. Kelihan Dinas Br. Dinas Bangkyang Jaran
  9. Kelihan Dinas Br. Dinas Bukit Tumpeng
  10. Kelihan Dinas Br. Dinas Selabih Wanasari
  11. Kelihan Dinas Br. Dinas Selabih Tengah
  12. Kelihan Dinas Br. Dinas Selabih Pangkung Kuning

Kemudian Pemerintah Desa dilanjutkan oleh I Ketut Guleh dari Br. Selabih Tengah periode 1959-1973. Digantikan oleh I Nyoman Suma dari Br. Selabih Pangkung Kuning periode 1973-1981 lalu dilajutkan oleh I Made Kayanthara periode 1981-1987 yang pada waktu Pemerintahan beliau nama Banjar/Dinas dirubah menjadi Dusun/Banjar. Kemudian dilanjutkan oleh Kepala Desa yang bernama I Made Gina dari Dusun Lalanglinggah periode 1987-1997 lalu dilanjutkan oleh I Ketut Latera periode 1997-2007 dan dalam masa Pemerintahan beliau telah terjadi pemekaran Br. Dinas Suraberata menjadi 3 (tiga) Br. Dinas meliputi Br. Dinas Suraberata, Br. Dinas Pengasahan dan Br. Dinas Banjar Kutuh pada Tahun 2000. Pada Tahun 2007 juga telah terjadi pemekaran menjadi 2 (dua) Desa yaitu Desa Lalanglinggah dan Desa Selabih dan periode Tahun 2007-2013 ini dijabat oleh seorang Perbekel yang bernama I Putu Suantara dari Br. Dinas Suraberata. Kemudian dilanjutkan oleh I Nyoman Parwata Aryanto periode Tahun 2013 s/d Tahun 2019, yang mewilayahi 11 Br. Dinas yang diwakili oleh Perangkat Desa yang menjabat sebagai Kepala Kewilayahan yaitu sebagai berikut :

  1. Kepala Kewilayahan Br. Dinas Lalanglinggah
  2. Kepala Kewilayahan Br. Dinas Pengasahan
  3. Kepala Kewilayahan Br. Dinas Suraberata
  4. Kepala Kewilayahan Br. Dinas Banjar Kutuh
  5. Kepala Kewilayahan Br. Dinas Desaanyar
  6. Kepala Kewilayahan Br. Dinas Daren
  7. Kepala Kewilayahan Br. Dinas Mekayu
  8. Kepala Kewilayahan Br. Dinas Beja
  9. Kepala Kewilayahan Br. Dinas Yeh Bakung
  10. Kepala Kewilayahan Br. Dinas Bangkyang Jaran
  11. Kepala Kewilayahan Br. Dinas Bukit Tumpeng

Demikian sejarah singkat mengenai Desa Lalanglinggah agar dapat dijadikan sebagai penguak dalam rangka mengisi kelengkapan tentang sejarah Desa Lalanglinggah.

 

DAFTAR NAMA PERBEKEL DESA LALANGLINGGAH

KE

NAMA

PERIODE

1

AJIN TANTRA

1917 - 1935

2

PAN GARBA

1935 - 1944

3

PAN LOJI

1944 - 1949

4

I WAYAN DJEGOG

1949 - 1959

5

I KETUT GULEH

1959 - 1973

6

I NYOMAN SUMA

1973 - 1981

7

I MADE KAYANTHARA

1981 - 1987

8

I MADE GINA

1987 - 1997

9

I KETUT LATERA

1997 - 2007

10

I PUTU SUANTARA

2007 - 2013

11

I NYOMAN PARWATA ARYANTO

2013 - 2019

12

(Pj) I WAYAN SUDANA YASA

2019 - 2020

13

I NYOMAN ARNAWA, SE

2020 - 2027

 

APBD 2025 Pelaksanaan

APBD 2025 Pendapatan

APBD 2025 Pembelanjaan